BAB 4.
PEMUDA DAN SOSIALISASI
1. INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI
Sebulum membicarakan Internalisasi
Belajar dan Spesialisasi, baiklah saya kutip sedikit bagian artikel yang dimuat
pada harian Kompas, hari Senin tanggal Februari 1985 sebagai berikut :
Seminar Tentang Remaja
ANOMI DI KALANGAN REMAJA
AKIBAT KEKABURAN NORMA
Jakarta Kompas
Masa remaja adalah masa transisi dan
secara psikologis sangat problematis, masa ini memungkinkan mereka berada di
dalam anomi (keadaan tanpa norma atau hukum, Red) akibat kontradiksi norma
maupun orientasi mendua. Dalam keadaan demikian, seringkali muncul perilaku
menyimpang atau kecendrungan melakukan pelanggaran. Kondisi ini juga
memungkinkan mereka menjadi sasaran pengarung media massa.
ORIENTASI MENDUA
Sedangkan mengenai orientasi mendua,
menurut Dr. Male, adalah orientasi yang bertumpu pada harapan orang tua,
masyarakt dan bangsa yang sering bertentangan dengan keterikan serta loyalitas
terhadap peer (teman sebaya), apakah itu di lingkungan belajar (sekolah) atau
di luar sekolah.
Sementara Enoch Markum berpendapat,
agar orang dewasa tidak selalu menganggap setiap youth culture adalah counter culture. Remaja harus diberi
kesempatanh berkembang dan berprestasi dan berargumentasi. “Tidak semua termasuk dalam youth culture
jelek” tambahnya.
PERAN MEDIA MASSA
Menurut Zulkarimen Nasution dewasa
ini tersedia banyak pilihan isi informasi remaja yang merupakan periode
peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa ditandai beberapa ciri. Pertama,
keinginan memenuhi dan menyatakan identitas diri. Kedua, kemampuan melepas diri
dari ketergantungan orang tia. Krtiga, kebutuhan memperoleh akseptabilitas di
tengah sesama remaja. Ciri-ciri ini menyebabkan kecendrungan melahap begitu
saja informasi yang serasi dengan selera dan keinginan mereka.
Di samping itu, juga dengan
melakukan intervasi ke dalam lingkungan informasi mereka secara interpersonal.
Pemecahan lainnya adalah hubungan orang tua dalam mengkomsumsi media masa.
Sedang para komunikator massa seharusnya memegang teguh tuntutan kode etik dan
tanggung jawab sosial di diembannya.
PERLU DIKEMBANGKAN
Pemuda sebagai suatu objek dalam
hidup, tentulah mempunyaio nilai-nilai sendiri dalam mendukung dan menggerakan
hidup bersama itu. Hal ini bisa terjadi apabila tingkah laku pemuda itu
sendiri ditinjau sebagai interaksi
terhadap lingkungannya dalam arti luas. Penafsiran mengenai identifikasi pemuda
seperti itu disebut juga pendekatan ekosferix.
2. PEMUDA DAN IDENTITAS
Pemuda adalah suatu generasi yang di
pundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal
ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus,
generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang
harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus.
a. Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Muda
Pola Dasar Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Muda ditetapkan oileh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0323/UI/1987. Maksud
dari Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang
turut sertadan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan
sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu
serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
b. Masalah dan Potensi
Generasi Muda
1) Permasalahan
Generasi Muda
Sebagian permasalahan generasi muda
yang muncul pada saat ini antara lain :
a) Dirasa menurunnya jiwa idealisme,
patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
b) Kekurangan yang dialami generasi muda
terhadap masa deoannya.
c) Masih banyaknya perkawinan di bawah
umum, terutama di kalangan masyarakat di pedesaan.
d) Meningkatnya kenakalan remaja termasuk
penyalahgunaan narkotika.
e) Pergaulan bebas yang membahayakan
sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
2) Potensi-potensi
Generasi Muda/Pemuda
Potensi-Potensi yang terdapat pada
generasi muda perlu dikembangkan adalah :
a)
Idealisme
dan daya kritis
b)
Dinamika
dan kreatifitas
c)
Keberanian
mengambil resiko
d)
Optimis
dan kegairahan semangat
e)
Sikap
kemandirian dan disiplin murni
f)
Terdidik
g)
Keanekaragaman
dan persatuan dan kesatuan
h)
Patriotosme
dan nasionalisme
i)
Sikap
kesatria
j)
Kemampuan
penguasaan ilmu dan teknologi
Sosialisasi adalah proses yang
membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak
agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai
masyarakat. Proses sosialisasi sebenarnya berawal dari dalam keluarga.
Tujuan Pokok
Sosialisasi, antara lain :
1)
Individu
harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan
kelak di masyarakat.
2)
Individu
harus berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
3)
Pengendalian
fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang
tepat.
4)
Bertingklah
laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada
lembaga atau kelompok khususnya
masyarakat dan umumnya.
3.
PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
A.
MENGEMBANGKAN POTENSI GENERASI MUDA
Pembinaan sedini mungkin difokuskan kepada
angkatan muda pada tingkat SLTP/SLTA, dengan cara penyelengaraan lomba karya
ilmiah tingkat nasional oleh lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pembinaan dan pengembangan potensi pada
angkatan muda pada tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam
program-program studi dalam ragam berbagai pendidikan formal. Mereka dibina di
gembleng di laboratorium-labolatorium dan pada kesmpatan-kesempatan praktek lapangan.
Kaum muda memang betul-betul merupakan
suatu sumber bagi perkembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karna itu, pembinaan
dan perhatiankhusus harus diberikan pada kebutuhan dan pengembangan potensi
mereka.
B.
PENDIDIKAN DAN PERGURUAN TINGGI
Disinilah terlrtak arti penting dari
pendidikan sebagai upaya untuk terciptanya kualitas sumber daya manusia,
sebagai prasarat utama dalam proses pembangunan. Suatu bangsa akan berhasil
dalam pembangunannya secara “self propelling” dan tambah menjadi bangas yang maju
apabila telah berhasil memenuhi minimum jumlah dan mutu (termasuk relavansi
dalam pembangunan) dalam pendidikan penduduknya. Modernisasi Jepang nampaknya
merupakan contih prototipe dalam hubungan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar