Sabtu, 06 Agustus 2016

Kegiatan 4 KKA Korea Selatan

Hari ke – 5

Kembali lagi di perjalanan KKA Korea Selatan 2013 hari ke – 5

Morning Call jam 06.00 dilanjutkan dengan breakfast di hotel. Kali ini tidak check-out karena menginap sampai esok hari. Agenda hari ini pengamatan ke Leeum Samsung Museum dan Cheongyecheon Stream. Pukul 08.00 saya dan teman – teman berangkat meninggalkan hotel ke Leeum Samsung Museum. Kali ini yang melakukan objek pengamatan adalah Kelompok 4. Sekitar 45 menit perjalanan saya dan teman – teman pun tiba di Leeum Samsung. Untuk masuk ke dalam museum menggunakan tiket yang dibeli dengan harga 7000 won.

Museum ini berisi sekumpulan berbagai karya seni yang luar biasa, dari seni tradisional hingga karya seni kontemporer dunia. Bangunan museum terdiri dari tiga struktur menyatu yaitu 1. Untuk Seni Tradisional Korea, 2. Untuk Seni Kontemporer, 3.  Samsung Child Education & Culture Center untuk mendidik pemuda dan budidaya masa depan kebudayaan dunia.


Sayangnya kita tidak diperbolehkan mengambil gambar di dalam musem, padahal banyak karya seni yang luar biasa. Berikut adalah foto karya seni dari Leeum Samsung Museum

Bangunan Culture Center


Salah Satu Karya Seninya

\Tiket Masuk


Salah Satu Karya Seninya


Setelah itu saya dan teman – teman saya kembali ke bus untuk melakukan perjalanan ke Duty Free Shop dan Cheongyecheon Stream.


Karna letaknya berdekatan waktu dibagi untuk berbelanja terlebih dahulu di Duty Free Shop, tempat ini adalah salah satu pusat fashion yang ada di seoul. Banyak menawarkan produk – produk fashion yang terkenal. Setelah itu waktu dibagi untuk yang pengamatan ke Ceongyecheon Stream dan sisanya bebas. Saya memilih untuk jajan terlebih dahulu dan duduk santai di pinggir taman, lalu berjalan ke sebuah sculpture yang berbentuk seperti cangkang keong yang tinggi. Di sana saya bertemu seorang warga Negara Singapura, lantas saya menyapa dan sedikit berbincang dengannya.

Santai di Taman


Sclupture


Selanjutnya saya berjalan ke arah patung raja di Korea, di sana banyak bertemu turis asing dari mancanegara. Saya berfoto di sebuah patung raja yang menjadi ikon tempat tersebut. 

Patung Raja



Ada yang saya sesali pada saat disini, saya tidak ke Cheongyecheoum Stream padahal tempatnya sangat bagus. Kali ini kelompok 8 yang melakukan pengamatan.

Cheongyecheon adalah sebuah aliran sungai sepanjang 8.4 km yang mengalir dari barat ke timur melalui pusat kota Seoul. Dan kemudian bertemu Chungnan Cheon yang menghubungkan ke Sungai Han dan bermuara di Laut Kuning. Sungai disini di kelola sangat baik selain arinya yang mengalir jernih aktifitas penunjang dituangkan ke dalam desain sungai yang unik ini. Maka tidak heran apabila banyak wisatawan dan warga Korea yang ramai untuk bersantai disini.

Cheongyecheon Stream

Selesai observasi dan jalan – jalan kami makan siang di sebuah restoran lalu diantar menuju Gingseng Center. Yaitu sebuah pusat toko gingseng, banyak dijual olahan gingseng seperti obat, minuman, makanan, dll. Tidak hanya itu kita juga di beri pengetahuan tentang gingseng Korea.
Lalu diantar lagi menuju The Beauty Face Shop yaitu sebuah toko kosmetik. Sangat cocok tempat ini bagi wanita yang ingin berbelanja kosmetik. Selanjutnya saya dan teman – teman diantar menuju Amethyst yaitu sebuah toko obat pinus merah. Saya akui memang korea salah satu mempunyai produk obat – obatan yang unggul, dari tradisional hingga modern.

Setelah mengunjungi beberapa tempat obat dan kosmetik lalu saya dan teman saya diantar menuju Myeongdong Street. Yaitu sebuah jalan yang dimana banyak pedagang kaki lima dari fashion, sovenir hingga kuliner. Tempat disini sangat ramai tidak hanya oleh warga Korea namun turis asing dari berbagai macam Negara ada di sini. Disini saya membeli pernak pernik dan sebuah tas. Dan banyak macam – macam jenis jajanan khas Korea yang ada disini.
Berikut adalah foto saat di Myeongdong


Myeongdong Street

Selesai berbelanja saya dan teman – teman diantar untuk makan malam di sebuah restoran.
Makan malam terakhir di Korea Selatan begitu mengharukan karena ada sebuah acara pelepasan kecil – kecilan dengan tour guide yang selama ini mengantar kami di Korea Selatan. Ada beberapa pesan yang disampaikan oleh mereka dan ucapan terima kasih tiada henti.

Setelah makan malam kami kembali ke Hotel Ibis Ambassdor untuk istirahat.

Seperti itulah perjalanan hari ke 4 – saya di Korea Selatan dalam KKA 2013, tunggu cerita perjalanan berikutnya…






Kegiatan 3 KKA Korea Selatan

Hari ke – 4

Kembali ke perjalanan KKA Korea Selatan Hari ke – 4

Morning Call di Hotel Sorak I Park Resort pukul 06.00 check out dan breakfast di hotel. Perjalanan dilanjutkan kembali ke Mt. Kwongeumseong Fotress (Mount Sorak), tiba di sana sekitar pukul 08.30 dan kali ini yang melakukan objek pengamatan adalah kelompok 5. Sudah tidak sabar rasanya karena disana nanti kita diajak menaiki sebuah cable car (kereta gantung) yang melintasi pegunungan untuk menuju sebuah kuil diatas gunung, jadi tidak perlu lelah berjalan mendaki gunung.


Sesampainya disana cuaca sangat cerah namun suhunya tetap terasa dingin karena merupakan daerah pegunungan, lalu saya dan kelompok saya melakukan foto bersama di sebuah patung beruang yang menjadi simbol selamat datang di Mount Sorak.

Patung Beruang


Konon katanya beruang adalah nenek moyang orang – orang Korea, karena pada zaman dahulu mereka sangat menghormati alam dan seisinya.

Setelah melakukan foto bersama saya dan teman - teman melanjutkan jalan ke pintu masuk Mount Sorak, gapura dengan desain arsitektur kuil budha pun menyambut kami.

Gapura Selamat Datang di Mount Sorak

Saat memasuki kawasan Mount Sorak suhu terasa lebih dingin dan angin pun berhembus sangat kencang, memakai jaket dan sarung tangan pun masih sangat terasa dingin. Mengingat pada malam harinya saat saya beristirahat di hotel anginnya sangat kencang. Sayang sekali cuaca yang dingin dan angin kencang ini menjadi halangan kami untuk menaiki cable car (kereta gantung) untuk menuju puncak gunung dan sebuah kuil. Cable car tidak beroperasi apabila cuaca angin kencang, selain untuk keselamatan cable car tersebut ternyata dipasang pada tahun 1971 oleh DR. Gi-Sup Lee dan masih dingunakan sampai sekarang oleh wisatawan.

Saya dan teman – teman pun dianjurkan untuk berfoto – foto hanya di kawasan bawah pegunungan. Di sana ada sebuah patung Buddha yang besar bernama The Great Unifaction Buddha, dengan tinggi 18,9 meter. Berikut adalah gambaran patungnya.

Di sebuah patung buddha

Sesudahnya pukul 09.30 saya dan teman – teman kembali ke bus, di Mount Sorak ini tidak berlama – lama dikarenakan cuaca yang tidak bersahabat. Kami pun melanjutkan perjalanan ke Museum Teddy Bear, yaitu sebuah museum berisi sebuah boneka – boneka Teddy Bear.

Tempat ini tadinya tidak ada dalam tujuan agenda perjalanan travel. Di karenakan Mount Sorak cuacanya sedang buruk jadi kami di alihkan untuk ke museum ini oleh travel. Cukup unik tempat ini sangat cocok untuk anak – anak dan remaja bahkan orang tua, karena tidak hanya museum saja disini dijual berbagai pernak – pernik dengan tema Teddy Bear. Berikut adalah foto saat saya berada di Museum Teddy Bear.

Boneka Teddy Bear

Disini ada boneka dari ukuran sangat kecil sampai ke boneka yang sangat besar bahkan besarnya melebihi manusia.

Jam menunjukan pukul 11.30 perjalanan dilanjutkan kembali menuju sebuah restoran untuk makan siang. Selesai makan siang kami kembali ke bus untuk melakukan perjalanan ke Seoul tepatnya kawasan Dongdaemun. Kali ini giliran Kelompok 6 kelompok saya yang melakukan pengamatan. Sampai di Dongdaemun sekitar  pukul 02.00 dan langsung berbelanja di Dongdaemun Market untuk membeli oleh – oleh souvenir Korea. Waktu saya dan kelompok untuk berbelanja terbatas, karena harus dilanjutkan untuk melakukan pengamatan pada bangunan Dongdaemun Desain Plaza.

Dongdaeumun Design Plaza adalah salah satu karya arsitek terkenal Zaha Hadid dengan fungsi bangunan untuk pameran dan convention. Dengan desain futuristik khas neo ditandai dengan bentuk lengkung struktur memanjang yang sangat kuat menjadikan bangunan ini sebagai penunjukan Seoul sebagai World Design Capital pada tahun 2010. Saya sangat kagum dengan desain bangunan ini.

Kembali ke aktifitas pengamatan, satu kelompok dibagi beberapa orang dan berpencar di sekitar bangunan untuk pengambilan gambar dan video. Pengamatan dilakukan dari 3 aspek yaitu, Aktivitas, Struktur, dan Desain Bangunan. Pengamatan dilakukan selama 60 menit karena waktu sudah di bagi untuk berbelanja souvenir. Berikut adalah foto objek pengamatan saya Kelompok 6.

Bagian Depan

Landscape

Landscape


Landscape

Tidak sampai 60 menit cuaca di Seoul mendung dan hujan pun tiba, terpaksa kami yang melakukan pengamatan untuk meneduh sejenak. Namun waktu terus berjalan dan akhirnya saya dan teman – teman dipanggil untuk kembali ke bus.

Perjalanan dilanjutkan kembali menuju restoran untuk makan sore, kali ini makanannya unik karena ayam utuh di isi nasi dan rempah – rempah gingseng. Nama makanan ini sup ayam gingseng. Seperti ini foto makanannya.

Sup Ayam Gingseng

Selesai makan siang saya dan teman – teman diantar ke Hotel Ibis Ambassador yang letaknya tidak jauh dari pusat kota. Check-in hotel mandi dan beristirahat, pada malam hari nya saya dan teman saya 4 orang keluar hotel untuk berjalan – jalan menikmati suasana malam kota Seoul. Saat malam itu suhunya lumayan dingin lalu kami pun jajan makanan dan minuman ringan dan duduk santai di sekitar hotel untuk menghangatkan suasana. Malam sudah larut saya dan teman - teman kembali ke kamar untuk tidur dan beristirahat.

Seperti itulah perjalanan saya hari ke – 4 di Korea Selatan, tunggu cerita perjalanan KKA 2013 di Korea Selatan..

Jumat, 05 Agustus 2016

Kegiatan 2 KKA Korea Selatan

Kuliah Kerja Arsitektur di Korea Selatan Bagian 2

Hari ke – 3
Morning Call di Grand Palace Hotel pukul 06.00 dilanjutkan dengan check-out dan breakfast di hotel. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju SONGDO dengan kunjungan “Incheon Tribowl dan Songdo Central Park’. Kali ini saatnya Kelompok 2 yang melakukan pengamatan.
Incheon Tribowl adalah sebuah bangunan yang dirancang oleh iArc Architects pada tahun 2010 dengan luas 2.869 m2 (Building) dan 12.300 m2 (site). Bangunan ini dimulai dengan ide yang melawan pikiran umum tentang arsitektur, desain arsitektur yang unik dan berbeda dengan hal – hal umum yang dapat dilihat pada lantai melengkung dengan atap datar menjadikan bangunan ini Landmark di Central Park daerah Songdo. Bangunan ini diperuntukan untuk “Memorial Hall” atau untuk pameran. Berikut adalah foto bangunan Incheon Tribowl
Incheon Tribowl


Dari Dekat

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan kembali menuju Songdo Central Park, letaknya masih satu kawasan dengan Incheon Tribowl. Kelompok yang melakukan pengamatan pada kali ini adalah Kelompok 3
Songdo Central Park adalah sebuah taman umum distrik Incheon daerah Songdo, taman ini adalah pusat rencana ruang terbuka hijau yang di buat pada tahun 2009. Merupakan zona publik di pusat kota internasional pertama Korea, yang meliputi 41 hektar taman mencakup hampir 10% dari total luas Songdo.
Taman ini mencakup akuarium, lapangan golf, rumah sakit internasional, prasekolah dan system kanal yang baik. Selain itu jembatan penghubung yang indah dan dilengkapi dengan promenade saya sangat kagum dengan struktur dan desain jembatannya yang indah ini. Pada saat saya kesana kebetulan pagi hari ada beberapa kegiatan masyarakat Korea yang sedang melakukan olahraga lari pagi dan bersantai.
Berikut adalah foto pada saat saya di Songdo Central Park

Background High Rise Building


Songdo dengan bangunan – bangunan tinggi

Landscape

Jembatan dengan Struktur dan Desain yang unik

Perjalanan dilanjutkan kembali menuju Nami Island, Pulau Nami adalah wisata wajib apabila kita ke Korea Selatan sayang jika terlewatkan. T iba pada pukul 12.00 dan saatnya makan siang terlebih dahulu sebelum menyebrang ke Pulau Nami. Menurut saya makanan selama berada di Korea Selatan hanya makanan di sini yang cocok dengan lidah saya, karena lauknya hamper sama dengan di Indonesia yaitu ayam panggang.
Oh ya pada saat makan siang kami seluruh mahasiswa memberikan surprise kecil – kecilan untuk ketua Jurusan Teknik Arsitektur bapak Dr. Ir. Arief Rahman, MT yang pada hari itu beliau ulang tahun.
Selesai makan siang saya dan teman – teman lanjut menyebrang ke Pulau Nami. Di sini saya dan teman – teman hanya berwisata saja tidak melakukan observasi.
Pulau Nami adalah sebuah pulau yang terletak di Namiseom, Chuncheon, Korea Selatan. Pulau ini seperti surga kecil di Korea Selatan karena tempatnya yang indah dan romantis, pulau ini sering digunakan untuk syuting  film drama korea. Berikut adalah foto saya berada di Pulau Nami.
Patung Winter Sonata

Jembatan Danau


Tree Plane



Selesainya dari Pulau Nami lalu saya dan teman – teman diantar menuju Hotel Sorak I Park Resort untuk beristirahat. Sesampainya di sana cuaca sangat ekstrim, angin berhembus sangat kencang dan suhu mencapai 10 derajat. Mungkin dikarenakan letak hotel berada di daerah pegunungan.
Begitulah cerita perjalanan saya dalam hari ke 3 di Korea Selatan, tunggu cerita berikutnya dalam KKA Arsitektur 2013 di Korea Selatan…


Jumat, 06 Mei 2016

Kegiatan 1 KKA Korea Selatan

Kuliah Kerja Arsitektur Di Korea Selatan

            Sebelum menceritakan tentang perjalanan KKA ke Korea Selatan, terlebih dahulu kita mengenal secara singkat tentang Negara Korea Selatan.
Nama resmi : Republik Korea
Kepala Negara : Presiden Park Geun Hye
Luas wilayah   : 100.460 km2
Populasi           : 50,2 juta (2014)
Ibu kota           : Seoul (penduduk 10,14 juta, 2014)
Bahasa resmi   : Han gul
            Korea yang terdiri dari semenanjung serta 3200 buah pulau yang besar dan kecil, terletak di bagian timur laut dari benua Asia. Korea terletak bersebelahan dengan wilayah laut, Rusia dan Cina dari arah ke utara, serta berhadapan dengan Jepang dari arah selatan.
            Perkenalkan nama saya adalah Gusti Rahma Darmawan. Kuliah di Universitas Gunadarma jurusan Teknik Arsitektur angkatan 2013. Saya adalah anggota kelompok 6 KKA dengan dosen pembimbing Dr.Ir. Agus Dharma Tohjiwa, MT. Kelompok 6 mengamati Dongdaemun Design Plaza karya Zaha Hadid. Dan berikut adalah cerita perjalanan saya selama mengikuti KKA Korea Selatan 2016.
Hari ke – 1
Berangkat pada tanggal 15 April 2016 dari Bandara Internasional Soekarno-Hata pada pukul 23.45 menggunakan pesawat maskapai Korsel yaitu Asiana Airlines.
Hari ke – 2
Sampai di Korea di bandara Incheon International Airport pada tanggal 16 April 2016 pukul 08.55, kurang lebih perjalanan selama 8 jam. Waktu jam di Korea lebih cepat 2 jam dibandingkan Indonesia. Sesampainya disana kami disambut dengan wanita korea berpakaian adat Korea Selatan dan memegang kertas bertuliskan GUNADARMA.


Lalu dijemput oleh Bis Turis dan diantarkan langsung ke Seoul City diawali dengan kunjungan observasi pertama yaitu ke “Samsung Jong-Ro Tower” dengan tema “Modern Building”. Observasi ini selama 30 menit dikarenakan proses imigrasi yang memakan waktu pada saat di bandara Incheon International Airport. Kelompok yang melakukan observasi adalah kelompok 1, sedangkan kelompok lainnya hanya foto-foto di sekitar gedung “Samsung Jong-Ro Tower”. Berikut adalah foto pada saat di “Samsung Jong-Ro Tower”.


Setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali untuk makan siang di restoran lesehan di kota Seoul City. Makanan yang dimakan adalah sayuran dengan daging direbus, rasanya agak aneh karna tidak terbiasa makan makanan khas Korea yang hambar tidak ada rasa asin atau gurih sedikitpun.

Sehabis makan perjalanan dilanjutkan ke “National Folklore Museum & Gyeongbok Palace”  dengan tema “Heritage” dan diantar dengan Bis Turis. Ohya jumlah bis turis ada 4 dan menampung kurang lebih 159 mahasiswa, saya berada di Bus – 3. Dalam satu Bis menampung  2 kelompok, di bus 3 ada kelompok 5 dan 6.
Sesampainya di “National Folklore Museum & Gyeongbok Palace” saya dan teman satu angkatan serta dosen pembimbing melakukan foto bersama.
Kelompok yang melakukan observasi kali ini adalah kelompok – 7 dengan dosen pembimbing Dewi Astuti, ST. MT. Sedangkan kelompok yang tidak melakukan observasi hanya berfoto-foto saja di sekitar tempat. Gyeongbok adalah komplek istana raja Korea Selatan, bangunannya tradisional dan terpisah-pisah namun masih satu kesatuan kawasan seperti komplek perumahan yang berskala besar.



Pada saat di Gyeongbok Palace saya bertemu anak sekitar umur 9 tahun menggunakan pakaian adat korea, terlihat menggemaskan dan saya pun langsung berfoto bersamanya.


Setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali untuk makan sore di sebuah restoran di Seoul City. Sehabis makan diantar kembali ke Grand Palace Hotel berlokasi di Houpo-ro, Namdong-gu, Incheon, Korea Selatan. Hotel yang digunakan bintang 3, dengan fasilitas lengkap.
Sesampainya di hotel kami di sambut hujan deras, nampaknya cuaca kurang bagus karena angin yang berhembus sangat kencang dan suhu mencapai 10 derajat celcius. 



Selasa, 09 Februari 2016

KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI PEMBUATAN IMB DI INDONESIA

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Izin Mendirikan Bangunan adalah izin  yang   diberikan  oleh  Pemerintah    Kota   kepada   orang   pribadi  atau  badan   untuk mendirikan  suatu   bangunan. IMB tersebut   dimaksud   agar   desain,   pelaksanaan   pembangunan dan   bangunan   sesuai   dengan  rencana tata ruang yang berlaku, Garis Sempadan Bangunan (GSB), Garis Sempadan Sungai (GSS), Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Luas Bangunan (KLB), dan sesuai dengan syarat- syarat keselamatan yang ditetapkan bagi yang menempati bangunan tersebut.
Adanya IMB dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan mendirikan bangunan oleh orang pribadi atau badan. Sedangkan tujuan pemberian IMB yaitu untuk melindungi kepentingan umum dan memberi kewenangan kepada pemerintah daerah untuk memungut retribusi sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa pengertian dalam memberikan IMB tidak mudah, harus melalui beberapa proses dan persyaratan yang ditentukan. Namun sebaliknya, saat ini banyak terjadi fenomena terkait dengan mudahnya pemberian surat ijin mendirikan bangunan (IMB) oleh pemerintah. Salah satu contohnya terjadi pada proyek pembangunan apartemen di daerah serapan air tepatnya di Jalan Soekarno-Hatta Malang. Dengan mudahnya Pemerintah Malang memberikan surat IMB kepada investor yang akan mendirikan apartemen di daerah tersebut, padahal daerah tersebut merupakan daerah serapan air yang seharusnya tidak ada bangunan yang bisa dibangun di daerah tersebut. Dengan mendirikan bangunan tersebut akan berdampak pada kerusakan lingkungan yang bisa menyebabkan terjadinya banjir. Hal tersebut membuat masayarakat berpendapat pro dan kontra. Mengapa pemerintah tidak melihat dampak yang akan terjadi di masa mendatang dan apa penyebab pemerintah bisa meberikan surat ijin dengan mudah tanpa memikirkan dampak tersebut?
Dengan adanya permasalahan ini bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa jurusan administrasi publik untuk mempelajari sistem pemerintahannya. Selain itu, dapat dijadikan sebagai bahan kajian ilmu bagi mahasiswa jurusan ilmu administrasi publik. Apakah birokrasi pemerintahannya sudah transparan atau belum. Kemudian mencari solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan ini agar pemerintahannya bisa lebih transparan tanpa adanya kecurangan.
Adapun penulis memilih judul ini karena prihatin terhadap kebijakan pemerintah yang mudah memberikan surat IMB kepeda investor yang akan mendirikan bangunan di daerah rawan. Kebijakan yang buruk ini akan berdampak negatif  terhadap lingkungan sekitar.  Oleh karena itu, penulis memilihnya agar bisa mempelajarinya lebih dalam lagi.
1.2. Rumusan Masalah
(1) Bagaimana kebijakan pemerintah dalam memberikan surat IMB.
(2) Bagaimana dampak kebijakan pemerintah mengeluarkan IMB dengan mudah.
1.3. Tujuan
(1)   Untuk mengetahui prosedur pemberian IMB.
(2)   Untuk mengetahui dan mencegah dampak yang ditimbulkan dengan kebijakan yang transparan.

II. Pembahasan

2.1 Kebijakan Pemerintah dalam Memeberikan Surat IMB

Sebelum memulai mendirikan bangunan, sebaiknya memiliki kepastian hukum atas kelayakan, kenyamanan, dan keamanan sesuai dengan fungsinya. IMB tidak hanya diperlukan untuk mendirikan bangunan baru saja, tetapi juga dibutuhkan untuk membongkar, merenovasi, menambah, mengubah, atau memperbaiki yang mengubah bentuk atau struktur bangunan. Tujuan diperlukannya IMB adalah untuk menjaga ketertiban, keselarasan, kenyamanan, dan keamanan dari bangunan itu sendiri terhadap penghuninya maupun lingkunan sekitarnya. Dalam pengurusan IMB diperlukan pengetahuan akan peraturan-peraturannya sehingga dalam mengajukan IMB, informasi mengenai peraturan tersebut sudah didapatkan sebelum pembuatan gambar kerja arsitektur. IMB sendiri dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat (kelurahan hingga kabupaten). Sehingga setiap daerah memiliki perbedaan kebijakan dalam mengeluarkan IMB.
Untuk kepengurusan biaya IMB, pemerintah memiliki dasar hukum tersendiri berapa biaya yang akan keluar untuk mengurus surat IMB. Biaya IMB bisa dirumuskan sebagai berikut :
(Luas bangunan) x (Indeks Konstruksi) x (Indeks Fungsi) x (Indeks Lokasi) x (tarif Dasar)
Besarnya tarif dasar bervariasi tergantung klasifikasi lokasi yang ditentukan. Kemudian ditambah dengan biaya lain-lain yaitu, biaya pembuatan gambar situasi skala 1:500 ; 1:1000 sebesar Rp.10.000/IMB, biaya pemecahan IMB sebesar Rp.15.000/IMB, biaya pengesahan salinan/foto copy IMB Rp.15.000/IMB, biaya pembuatan keterangan IMB mengenai suatu bangunan sebesar Rp.25.000/IMB, balik nama IMB ditentukan sebesar 20% dari besarnya jumlah retribusi IMB yang berlaku. Namun dalam prakteknya, masih banyak ditemukan pungutan liar dari petugas daerah. Dengan berbagai alasan petugas daerah memungut biaya di luar kewajiban pendiri bangunan atau merekayasa sebuah cerita agar pendiri bangunan bisa memberikan uang kepada petugas daerah. Pungutan liar itu pun bukan untuk kepentingan pemerintah daerah setempat melainkan hanya untuk keperluan pribadi pejabat pemerintah daerah sendiri.
Selain syarat dan biaya yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah, sebelum mendirikan bangunan hendaknya pejabat pemerintah juga memeriksa lapangan atau daerah yang hendak didirikan bangunan tersebut. Skema tahapan pengajuan pembuatan IMB bisa dilihat sebagai berikut.
skema tahapan pengurusan IMB :
Secara prinsip, bila dokumen lengkap, 5-7 hari kemudian akan diterbitkan IP. Dengan IP kita sudah bisa mulai membangun sambil menunggu IMB yang keluar 20-30 hari kemudian. Selama pembangunan, petugas daerah akan melakukan kontrol berkala dan evaluasi di lapangan. IMB memiliki masa berlaku 1 tahun. Apabila dalam 1 tahun pembangunan belum selesai, maka harus mengajukan permohonan perpanjangan IMB. Bila tahun berikutnya masih belum selesai, maka harus mengajukan permohonan pembuatan IMB baru. Setelah bangunan selesai, masih ada surat yang diperlukan yaitu IPB (Ijin Penggunaan Bangunan). IPB memiliki masa berlaku 10 tahun untuk rumah tinggal dan 5 tahun untuk bangunan non hunian. Bila masa IPB habis, maka pemilik harus mengajukan PKMB (Permohonan Kelayakan Menggunakan Bangunan). Dalam proses tersebut petugas akan memeriksa kelayakan bangunan tersebut, terutama dari segi struktur dan konstruksinya.
Seperti yang telah dijelaskan pada skema pembuatan IMB di atas, maka pejabat daerah hendaknya melakukan pengawasan lapangan dan evaluasi berkala terhadap daerah yang akan didirikan sebuah bangunan tersebut.  Apakah daerah tersebut layak didirikan sebuah bangunan? Apabila daerah tersebut layak didirikan sebuah bangunan maka pendirian bangunan bisa dijalankan tetapi jika daerah tersebut tidak layak untuk didirikan sebuah bangunan maka surat IMB pun tidak bisa keluar dan pendirian bangunan tidak bisa dijalankan. Namun, pada kenyataannya banyak petugas daerah yang bisa mengeluarkan surat IMB dengan mudah tanpa perlu memeriksa lapangan terlebih dahulu dan memikirkan dampak yang akan terjadi bila pembangunan tetap dijalankan. Misalanya di daerah Malang ada sebuah apartemen yang dibangun di tepi sungai yang seharusnya pembangunan tersebut tidak bisa dilaksanakan, tetapi pemerintah daerah Malang dengan mudah bisa mangeluarkan surat IMB tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi dimasa mendatang apabila pembangunan apartemen tetap dilanjutkan. Pemerintah daerah terkadang tidak bisa menjalankan peraturan daerah yang telah ditetapkan sehingga bisa menimbulkan dampak yang merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar.

2.2 Dampak Kebijakan yang Transparan

Di Indonesia masih banyak ditemukan para pejabat pemerintah yang menyalahgunakan wewenang atau tidak bisa menjalankan peraturan yang telah ditetapkan sehingga muncul sebuah kecurangan. Adanya kecurangan ini hanya bisa menimbulkan masalah yang bisa meresahkan masyarakat dan terkadang bisa menimbulkan kerusakan lingkungan yang berjangka panjang. Misalnya kasus yang terjadi pada Gayus Tambunan sebagai tersangka mafia pajak atau kasus ilegal loging yang merusak hampir seluruh hutan di Indonesia sebagai paru-paru dunia. Kasus-kasus tersebut bisa terjadi karena adanya kelalaian para pejabat pemerintah baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Mereka tidak sepenuhnya ingin mengabdi kepada masyarakat melainkan terkadang ada niat ‘nakal’ untuk mengambil keuntungan dari jabatatannya.
Para pejabat pemerintah hanya memikirkan keuntungan pribadi tanpa memperdulikan kepentingan umum. Mereka menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan yang besar. Dalam menjalankan tugasnya, pejabat pemerintah tidak benar-benar menjalankan sesuai wewenangnya tetapi bisa bermain politik dengan politikus lain agar sama-sama memperoleh keuntungan yang besar. Sikap seperti itulah yang menyebabkan rusaknya sistem birokrasi di Indonesia. Kurangnya pendidikan moral bagi para pejabat pemerintah sehingga  banyak terjadi penyimpangan dan tidak adanya transparasi di dalam tubuh pemerintah. Sehingga di Indonesia diperlukan adanya pendidikan moral bagi pejabat pemerintah agar tidak terjadi kecurangan atau penyalahgunaan wewenang oleh pejabat pemerintah. Padahal kebijakan yang transparan sangat penting dimasa demokrasi sekarang. Karena transparansi di dalam tubuh pemerintahan diperlukan agar tidak terjadi kecurangan atau penyalahgunaan wewenang oleh pejabat pemerintah. Sehingga sistem birokrasi di Indonesia bisa berjalan dengan baik tanpa ada kecurangan lagi dan tidak menimbulkan dampak negatif yang berkepanjangan baik bagi masyarakat maupun lingkungan alam.

Penutup

Kesimpulan

(1)   Banyak pejabat negara yang menggunakan kebijakannya untuk memanfaatkan situasi seperti kepengurusan surat ijin mendirikan bangunan dengan meminta pungutan liar atas biaya mendirikan bangunan tersebut, padahal sudah ada penetapan biaya kepengurusan IMB itu sendiri. Selain itu, kepengurusan IMB juga memiliki prosedur yang sudah ditetapkan. Namun dalam faktanya, pemerintah mudah memberikan ijin untuk mendirikan suatu bangunan tanpa memperhatikan atau mensurvei kawasan yang akan dibangun. Jadi dapat dikatakan bahwa pemerintah saat ini kurang baik dalam pelayanan masyarakat.
(2)   Pemerintah mudah memberikan surat ijin mendirikan bangunan menyebabkan munculnya pemikiran bahwa kebijakan pemerintah saat ini kurang transparan. Karena para pejabat memberikan surat ijin dengan mudah tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan yang tidak layak untuk didirikan. Dengan ini, maka masyarakat berpendapat bahwa terdapat kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pemerintah akibat kurangnya transparasi pemerintah.

Saran

(1)   Disarankan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kebijakan sesuai dengan prosedur yang ada. Agar munculnya rasa kepercayaan terhadap pemerintah dalam membangun suatu bangunan di suatu kawasan.
(2)   Disarankan kepada masyarakat untuk lebih memahami bagaimana prosedur yang ada agar dalam mendirikan bangunan tidak ada yang merasa dirugikan oleh pihak-pihak yang terkait.
Daftar pustaka
Anthony, Farrelius, dkk. 2009. Izin Mendirikan Bangunan. (online), http://thecmedia.weebly.com/, diakses 23 November 2010.
Larasati, Presty. 2008. Mengurus IMB (ijin mendirikan bangunan). (online), (prezrylarasati.wordpress.com, diakses 23 November 2010).
Priandoyo. 2007. Ijin Mendirikan Bangunan Teori dan Praktek. (online), (www.bicararumah.com, diakses 23 November 2010).
Tim pengembang BIK. 2005. Bahasa Indonesia Keilmuan Berbasis Area Isi Karya Keilmuan. Malang : Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang.


Konservasi Arsitektur

KONSERVASI ARSITEKTUR ” RUMAH SI PITUNG - KAMPUNG MARUNDA, JAKARTA ” 1.   IDENTITAS 1.1     Nama Sekarang                   : Ru...